Muslimedianews.com ~ Wahhabi dan Syi'ah ibarat kotoran onta dibelah dua. Itulah ungkatan yang sering terdengar dikalangan umat Islam. Wahhabi acap kali menuduh Aswaja (Ahlussunnah wal Jama'ah) memiliki kesamaan dengan Syi'ah, justru kesamaan mereka dengan syi'ah itu sangat banyak.
Read more ...
Wahhabi dan Syi'ah, keduanya memiliki banyak kesamaan dalam hal-hal yang pokok didalam Islam. Diantaranya adalah mengkafirkan sahabat Nabi Saw.
Dalam hadits-hadits shahih ditegaskan bahwa masa sahabat adalah kurun waktu terbaik karena mereka hidup bersama Rasulullah Saw. Namun berbeda bagi Syiah, menurut mereka para sahabat ada yang telah kafir (murtad).
Sedangkan Wahhabi, manhaj ilmu mereka yang keliru mengarah pada mengkafirkan sahabat Nabi Saw disebabkan sahabat melakukan tawassul kepada di makam Nabi Muhammad Saw. Berikut ini adalah manhaj Bin Baz (ulama Wahhabi) yang menyebabkan pengkafiran pada sahabat.
Dalam hadits-hadits shahih ditegaskan bahwa masa sahabat adalah kurun waktu terbaik karena mereka hidup bersama Rasulullah Saw. Namun berbeda bagi Syiah, menurut mereka para sahabat ada yang telah kafir (murtad).
Al Kulaini (ulama Syi'ah) mengatakan bahwa seluruh sahabat murtad setelah Nabi wafat, kecuali 3 orang yaitu al-Miqdad, Abu Dzar al-Ghiffari, dan Salman al-Farisi |
Syaikh Bin Baz mengkafirkan generasi salaf karena beristightsah dengan Nabi dalam tal'liqnya terhadap kitab Fathul Bari syarh Shahih Al Bukhari |
Dalam tal'liq-nya, Syaikh Bin Baz mendloifkan sebuah atsar shalat istisqa' di makam Rasulullah Saw. Kemudian ia mengatakan didalam ta'liqnya :
وأن ما فعله هذا الرجل منكر ووسيلة إلى الشرك
"Bahwa apa yang dilakukan laki-laki ini (sahabat Nabi Saw) adalah munkar dan perantara (wasilah) kepada kesyirikan"
Jadi, dalam hal ini Bin Baz menegaskan bahwa perbuatan itu mengarah pada kesyirikan, sementara dalam kaidah wasilah memiliki hukum yang sama dengan tujuannya "للوسائل حكم المقاصد".
Terkait dengan atsar yang dimaksud, adalah atsar yang shahih yang telah dinyatakan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar, bahkan al-Hafidz Ibnu Katsir pun menilai atsar tersebut shahih. Berikut atsar yang dimaksud :ah ini:
البداية والنهايةلابن كثير - (ج 7 / ص 105)
وقال الحافظ أبو بكر البيهقي: أخبرنا أبو نصر بن قتادة وأبو بكر الفارسي قالا: حدثنا أبو عمر بن مطر، حدثنا إبراهيم بن علي الذهلي، حدثنا يحيى بن يحيى، حدثنا أبو معاوية، عن الاعمش، عن أبي صالح عن مالك قال: أصاب الناس قحط في زمن عمر بن الخطاب فجاء رجل إلى قبر النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله استسق الله لامتك فإنهم قد هلكوا.فأتاه رسول الله صلى الله عليه وسلم في المنام فقال: إيت عمر فأقره مني السلام واخبرهم أنهم مسقون، وقل له عليك بالكيس الكيس.فأتى الرجل فأخبر عمر فقال: يا رب ما آلوا إلا ما عجزت عنه.
وهذا إسناد صحيح.
Imam all-Hafidz adz-Dzahabi juga mengutip riwayat tersebut dan beliau mendiamkannya tanpa komentar tentang kedlaifannya:
تاريخ الإسلام للذهبي – (ج 1 / ص 412)
وقال الأعمش، عن أبي صالح، عن مالك الدار قال: أصاب الناس قحط في زمان عمر، فجاء رجل إلى قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يل رسول الله استسق الله لأمتك فإنهم قد هلكوا. فأتاه رسول الله صلى الله عليه وسلم في المنام وقال: ائت عمر فأقرئه مني السلام وأخبره أنهم مسقون وقل له: عليك الكيس الكيس، فأتى الرجل فأخبر عمر فبكى وقال: يا رب ما آلو ما عجزت عنه.
Adapun terkait dengan Syaikh Bin Baz yang meragukan bahwa "rajul/laki-laki" tersebut adalah sahabat, maka telah cukup dibantah dengan ketegasan melalui pernyataan al-Hafidz Ibnu Hajar bahwa "rajul" tersebut adalah benar-benar sahabat Bilal bin Harits.
فتح الباري لابن حجر – (ج 3 / ص 441)
وَقَدْ رَوَى سَيْف فِي الْفُتُوح أَنَّ الَّذِي رَأَى الْمَنَام الْمَذْكُور هُوَ بِلَال بْن الْحَارِث الْمُزَنِيُّ أَحَد الصَّحَابَة
"Sungguh Saif meriwayatkan dalam al-Futuh bahwa laki-laki yang melihat mimpi tersebut adalah Bilal bin Harits al-Muzani, salah satu sahabat Nabi Saw.” (Fath al-Bari 3/441)
Jadi al-Hafidz Ibnu Hajar mengutipnya dengan shighat jazm (tegas) yang menunjukkan bahwa riwayat tersebut adalah shahih. Berbeda seandainya al-Hafidz Ibnu hajar mengutip dengan redaksi lemah (shighat tamridl) seperti “Dikatakan”, “Diriwayatkan” dan lainnya.
Maka, perlu kita semua merenung dan bertanya pada diri masing-masing, lebih layak mana antara al-Hafidz Ibnu Hajar yang menilai shahih dengan ulama Wahhabi (Syaikh Bin Baz, al-Albani, dan lain-lain) yang menilai dloif ?.
وأن ما فعله هذا الرجل منكر ووسيلة إلى الشرك
"Bahwa apa yang dilakukan laki-laki ini (sahabat Nabi Saw) adalah munkar dan perantara (wasilah) kepada kesyirikan"
Jadi, dalam hal ini Bin Baz menegaskan bahwa perbuatan itu mengarah pada kesyirikan, sementara dalam kaidah wasilah memiliki hukum yang sama dengan tujuannya "للوسائل حكم المقاصد".
Terkait dengan atsar yang dimaksud, adalah atsar yang shahih yang telah dinyatakan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar, bahkan al-Hafidz Ibnu Katsir pun menilai atsar tersebut shahih. Berikut atsar yang dimaksud :ah ini:
البداية والنهايةلابن كثير - (ج 7 / ص 105)
وقال الحافظ أبو بكر البيهقي: أخبرنا أبو نصر بن قتادة وأبو بكر الفارسي قالا: حدثنا أبو عمر بن مطر، حدثنا إبراهيم بن علي الذهلي، حدثنا يحيى بن يحيى، حدثنا أبو معاوية، عن الاعمش، عن أبي صالح عن مالك قال: أصاب الناس قحط في زمن عمر بن الخطاب فجاء رجل إلى قبر النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله استسق الله لامتك فإنهم قد هلكوا.فأتاه رسول الله صلى الله عليه وسلم في المنام فقال: إيت عمر فأقره مني السلام واخبرهم أنهم مسقون، وقل له عليك بالكيس الكيس.فأتى الرجل فأخبر عمر فقال: يا رب ما آلوا إلا ما عجزت عنه.
وهذا إسناد صحيح.
Imam all-Hafidz adz-Dzahabi juga mengutip riwayat tersebut dan beliau mendiamkannya tanpa komentar tentang kedlaifannya:
تاريخ الإسلام للذهبي – (ج 1 / ص 412)
وقال الأعمش، عن أبي صالح، عن مالك الدار قال: أصاب الناس قحط في زمان عمر، فجاء رجل إلى قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يل رسول الله استسق الله لأمتك فإنهم قد هلكوا. فأتاه رسول الله صلى الله عليه وسلم في المنام وقال: ائت عمر فأقرئه مني السلام وأخبره أنهم مسقون وقل له: عليك الكيس الكيس، فأتى الرجل فأخبر عمر فبكى وقال: يا رب ما آلو ما عجزت عنه.
Adapun terkait dengan Syaikh Bin Baz yang meragukan bahwa "rajul/laki-laki" tersebut adalah sahabat, maka telah cukup dibantah dengan ketegasan melalui pernyataan al-Hafidz Ibnu Hajar bahwa "rajul" tersebut adalah benar-benar sahabat Bilal bin Harits.
فتح الباري لابن حجر – (ج 3 / ص 441)
وَقَدْ رَوَى سَيْف فِي الْفُتُوح أَنَّ الَّذِي رَأَى الْمَنَام الْمَذْكُور هُوَ بِلَال بْن الْحَارِث الْمُزَنِيُّ أَحَد الصَّحَابَة
"Sungguh Saif meriwayatkan dalam al-Futuh bahwa laki-laki yang melihat mimpi tersebut adalah Bilal bin Harits al-Muzani, salah satu sahabat Nabi Saw.” (Fath al-Bari 3/441)
Jadi al-Hafidz Ibnu Hajar mengutipnya dengan shighat jazm (tegas) yang menunjukkan bahwa riwayat tersebut adalah shahih. Berbeda seandainya al-Hafidz Ibnu hajar mengutip dengan redaksi lemah (shighat tamridl) seperti “Dikatakan”, “Diriwayatkan” dan lainnya.
Maka, perlu kita semua merenung dan bertanya pada diri masing-masing, lebih layak mana antara al-Hafidz Ibnu Hajar yang menilai shahih dengan ulama Wahhabi (Syaikh Bin Baz, al-Albani, dan lain-lain) yang menilai dloif ?.
Sumber : aswj-rg.com