Oleh : Al Ustadz Yahya Zainul Ma'arif
Pengasuh LPD Al-Bahjah – Cirebon
Bagi
orang yang mengenal hadits-hadits Nabi Muhammad SAW dan perkataan para
Ulama tentu amat sangat mudah untuk mengetahui bahwasannya Shalat
Taraweh 8 roka’at itu tidak pernah diambil dari Nabi Muhammad SAW dan
juga tidak pernah dilakukan oleh para Sahabat-Sahabat beliau khususnya
para Khulafaur Rosyidin.
Maka,
jika ada yang mengikuti pendapat ini (taraweh 8 roka’at) lalu berhujjah
ini adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW sungguh ini adalah hal yang sangat
mengherankan, apalagi hujjah yang mereka keluarkan adalah hujjah yang
tidak semestinya digunakan untuk Shalat Taraweh, yaitu Hujjah tentang
Shalat Witirnya Rasulullah SAW.
Dan sungguh sangat mengherankan lagi jika muncul orang yang memilih Shalat Taraweh hanya 8 roka’at kemudian dengan serta merta menyalahkan orang yang melakukan Shalat Taraweh 20 roka’at. Kalau kita cermati bahwasannya Shalat Taraweh 20 roka’at tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW akan tetapi pernah dilakukan oleh para Sahabat Nabi SAW, khususnya Khulafaur Rosyidin yang sunnah mereka adalah termasuk Sunnahnya Rasulullah SAW. Sementara Shalat Taraweh 8 roka’at tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan juga tidak pernah dilakukan oleh para Khulafaur Rosyidin.
Yang
harus disadari fitnah perpecahan terjadi bukan karena seseorang tidak
melakukan taraweh atau melakukan taraweh dengan bilangan tertentu akan
tetapi perpecahan terjadi karena kesombongan sebagian orang yang begitu
mudah menyalahkan dan membid’ahkan orang lain dan ulama terdahulu.
Risalah
ini dihadirkan bukan untuk menghujat orang yang melakukan sholat
taraweh 8 rokaat. Sebab berapa pun roka’at yang dilakukan seseorang akan
masuk dalam ibadah (Qiyamullail) yang diterima di bulan Romadhon.
Dan
karena munculnya kesalah fahaman sebagian orang yang beranggapan bahwa
tarawehnya Rasulullah adalah hanya 8 roka’at kemudian menganggap yang
lebih dari itu adalah salah bahkan kadang dengan anggapan bid'ah. Maka
kami perlu untuk menghadirkan pemahaman ulama terdahulu (Salaf) agar ada
pencerahan bagi semua yang sering berprasangka buruk kepada sesama kaum
muslimin.
A. Hujjah yang mengatakan Shalat Taraweh 8 roka’at
1. Hadits riwayat Imam Ibnu Hibban dan Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dalam Kitab Shohihnya :
عَنْ جَابِرٍ :" أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِمْ
ثَمَانِ رَكَعَاتٍ وَالْوِتْرَ ثُمَّ انْتَظَرُوْهُ فِي الْقَابِلَةِ
يَخْرُجُ إِلَيْهِمْ"
Dari Jabir: “Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan Shalat Taraweh
bersama para Sahabat sebanyak 8 roka’at kemudian Shalat Witir, kemudian
mereka menunggu Rasulullah SAW keluar di malam berikutnya”.
2. Hadits riwayat Imam Al-Bukhari no. 1079 jilid 4 hal. 319 :
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ فَقَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي.
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ فَقَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي.
Dari Abu Salamah Bin Abdurrahman, suatu ketika beliau bertanya kepada
Sayyidah Aisyah ra tentang Shalatnya Rasulullah SAW di bulan Ramadhan,
maka Sayyidah Aisyah ra menjawab “Rasulullah SAW tidak menambah lebih
dari 11 roka’at baik di bulan Ramadhan atau di luar ramadhan, beliau
melakukan Shalat 4 roka’at dan jangan engkau bertanya tentang kebagusan
dan panjangnya sholat beliau, kemudian beliau melakukan Shalat 4 roka’at
lagi, dan jangan engkau bertanya kebagusan dan panjangnya, kemudian
beliau melakukan Shalat 3 roka’at”. Kemudian Sayyidah Aisyah ra berkata :
“Wahai Rasulullah apakah engkau tidur sebelum melakukan Shalat Witir?”
Maka Rasulullah SAW menjawab : “Wahai Aisyah, memang benar mataku
tertidur akan tetapi hatiku tidak tidur”.
Dari 2 riwayat tersebut mereka menyimpulkan bahwa sholat taraweh Rasulullah adalah 11 roka’at, 8 roka’at sholat taraweh dan 3 sholat witir
Dari 2 riwayat tersebut mereka menyimpulkan bahwa sholat taraweh Rasulullah adalah 11 roka’at, 8 roka’at sholat taraweh dan 3 sholat witir
B. Penjelasan Ulama Tentang Shalat Taraweh 8 Roka’at
1. Adapun hadits yang pertama yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban
dan Imam Ibnu Khuzaimah dari Jabir Bin Abdullah adalah sangat lemah
(Dho’if) sekali. Sebab dalam hadits ini ada ‘Isa Bin Jariyah, menurut
Ibnu Ma’in dan Daud ia adalah perowi “Munkar Al-Hadits”, Ibnu Adi
berkata bahwasannya hadits-hadits yang diriwayatkan dari ‘Isa Bin
Jariyah tersebut tidak bisa diambil untuk dijadikan landasan amal, maka
dari itu As-Saji dan Al-‘Aqili memasukkan hadits ini ke dalam Hadits
yang Dho’if.
Disebutkan
dalam kitab At-Tahdzib karya Imam Ibnu Hajar jilid 8 hal. 207
bahwasannya dalam sanad hadits tersebut terdapat Ya’qub Bin Abdullah
Al-Qummi, Imam Ad-Daruqutni berkata : “Ya’qub Bin Abdullah Al-Qummi
bukanlah perowi yang kuat hafalannya”.
Maka dari itu hadits tersebut sangat tidak bisa dijadikan hujjah, oleh sebab itulah maka Imam Ash-Shon’ani menukil dari Imam Az-Zarkasyi dalam Kitab Al-Khadim beliau mengatakan :
Maka dari itu hadits tersebut sangat tidak bisa dijadikan hujjah, oleh sebab itulah maka Imam Ash-Shon’ani menukil dari Imam Az-Zarkasyi dalam Kitab Al-Khadim beliau mengatakan :
" بَلِ الثَّابِتُ فِي الصَّحِيْحِ الصَّلاَةُ مِنْ غَيْرِ ذِكْرٍ بِالْعَدَدِ "
“Adapun yang Shohih (benar) tentang Shalat Taraweh adalah tidak ada penyebutan bilangannya (yakni tidak ada batasan roka’atnya)”. Subulus Salam jilid 2 hal. 10
Seandainya hadits ini benar (maaf ini hanya berandai-andai) maka yang sesuai dengan riwayat-riwayat yang lain menunjukkan bahwa hadits ini berisi berita tentang Shalat Witirnya Rasulullah SAW dengan salah satu dari 2 kemungkinan :
1. Rasulullah melakukan witir 8+1= 9 roka’at
2. Rasulullah melakukan witir 8+3= 11 roka’at
Dan
makna ini sungguh sangat tepat dan sesuai dengan hadits-hadits yang
lainnya. Sementara sudah sangat jelas bahwa di dalam hadits tersebut
tidak menjelaskan Shalat Taraweh Rasulullah adalah 8 + 3 =11 roka’at,
akan tetapi dalam riwayat tersebut Nabi Muhammad SAW melakukan sholat
witir 8 roka’at ditutup dengan 1 roka’at.
Dan makna witir pada asalnya digunakan untuk 1, seperti disebutkan dalam hadits shohih riwayat Imam Muslim :
إِنَّ اللهَ وِتْرٌ
“Sesungguhnya Allah adalah witir (satu)”.
إِنَّ اللهَ وِتْرٌ
“Sesungguhnya Allah adalah witir (satu)”.
Witir baru bisa digunakan untuk makna 3, 5 dan seterusnya jika ada keterangan (Qorinah).
Jika
kita maknai witir dalam hadits tersebut adalah 1 roka’at, kemudian yang
8 roka’at adalah sholat tarawih, ini berarti Shalat Witirnya Rasulullah
hanya 1 roka’at dan ini sungguh berseberangan dengan hadits yang
lainnya khususnya hadits Sayyidah Aisyah r.a.
Jadi kesimpulannya kalau seandainya hadits itu benar maka maknanya adalah berita tentang Shalat Witirnya Rasulullah SAW dengan cara 8+1 = 9 roka’at atau 8+3 = 11 roka’at.
Jadi kesimpulannya kalau seandainya hadits itu benar maka maknanya adalah berita tentang Shalat Witirnya Rasulullah SAW dengan cara 8+1 = 9 roka’at atau 8+3 = 11 roka’at.
Dan lebih dari itu semua karena hadits tersebut adalah lemah maka semestinya tidak perlu dibahas karena sudah ada hadits yang lebih kuat dan lebih jelas maknanya.
2. Sedangkan hadits yang ke-2 yaitu hadits riwayat Sayyidah Aisyah,
hadits tersebut tidak bisa dijadikan Hujjah bahwa Shalat taraweh adalah 8
roka’at dan witir adalah 3 roka’at. Karena hadits tersebut hanya
berbicara tentang witirnya Rasulullah SAW yang 11 roka’at dan bukannya
Rasulullah SAW melakukan Shalat Taraweh 8 roka’at dan Shalat Witirnya 3
roka’at.
Sebuah pertanyaan yang harus direnungi, dari mana datangnya pemahaman bahwa di sini Rasulullah SAW melakukan Shalat Witir hanya 3 roka’at, lalu yang 8 roka’at adalah Shalat Taraweh?
Berarti seolah-olah Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan justru mengurangi bilangan roka’at Shalat Witirnya dari 11 roka’at menjadi 3 roka’at, karena di anggap yang 8 roka’at adalah Shalat Taraweh.
Padahal sudah jelas dalam hadits riwayat Sayyidah Aisyah ra tersebut di atas Rasulullah SAW melakukan sholat 4 + 4 + 3 roka’at = 11 roka’at, kemudian Sayyidah Aisyah r.a bertanya kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah apakah engkau tidur sebelum melakukan Shalat Witir?”
Sangat jelas bahwa ini adalah pertanyaan tentang Shalat Witirnya Rasulullah secara umum bukan keterangan Shalat Witir Rasulullah 3 roka’at. Sebab di situ Sayyidah Aisyah ra tidak bertanya : “Wahai Rasulullah apakah engkau tidur sebelum melakukan Shalat Witir 3 roka’at?”
Dari
mana datang kesimpulan bahwa Shalat Witir Rasulullah adalah 3 roka’at?
Itu kesimpulan yang tidak jelas. Kenapa tidak kita simpulkan dengan
riwayat lain yang shohih bahwa Rasulullah SAW sering melakukan Shalat
Witir 11 roka’at agar antara hadits dengan hadits yang lain seiring dan
seirama?
Adapun cara melakukan Shalat Witir 11 roka’at bisa dilakukan dengan cara berikut ini :
a. 2+2+2+2+2+1 = 11 roka’at
b. 2+2+2+2+3 = 11 roka’at
c. 4+4+3 = 11 roka’at
d. 4+4+2+1 = 11 rokaat
e. 8+3 = 11 roka’at
f. 10+1 = 11 roka’at
a. 2+2+2+2+2+1 = 11 roka’at
b. 2+2+2+2+3 = 11 roka’at
c. 4+4+3 = 11 roka’at
d. 4+4+2+1 = 11 rokaat
e. 8+3 = 11 roka’at
f. 10+1 = 11 roka’at
Dalam riwayat lain disebutkan :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ : لاَ تُوتِرُوْا بِثَلاَثٍ، أَوْتِرُوْا بِخَمْسٍ أَوْ سَبْعٍ وَلاَ تُشَبِّهُوْا بِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ. رَوَاهُ الدَّارُ قُطْنِيُّ
Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kalian Shalat Witir 3 roka’at, akan tetapi Shalat Witirlah 5 atau 7 roka’at dan jangan kalian serupakan dengan Shalat Maghrib”. Hadits riwayat Imam Ad-Daruqutni (no. 1 jilid 2 hal 24) dengan sanad dan perowi yang Tsiqoh (dapat dipercaya).
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ : لاَ تُوتِرُوْا بِثَلاَثٍ، أَوْتِرُوْا بِخَمْسٍ أَوْ سَبْعٍ وَلاَ تُشَبِّهُوْا بِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ. رَوَاهُ الدَّارُ قُطْنِيُّ
Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kalian Shalat Witir 3 roka’at, akan tetapi Shalat Witirlah 5 atau 7 roka’at dan jangan kalian serupakan dengan Shalat Maghrib”. Hadits riwayat Imam Ad-Daruqutni (no. 1 jilid 2 hal 24) dengan sanad dan perowi yang Tsiqoh (dapat dipercaya).
Bagaimana mungkin Rasulullah SAW melakukan Shalat Witir 3 roka’at
terus-menerus khususnya di bulan Ramadhan sedangkan beliau sendiri
menganjurkan agar kita tidak hanya melakukan witir 3 roka’at. Sungguh
hal ini sangat jauh dari kesempurnaan dan kecintaan Rasulullah SAW
kepada ibadah. Adapun riwayat yang mengatakan Rasulullah SAW melakukan
Shalat Witir 3 roka’at atau kurang dari 11 roka’at itu untuk menjelaskan
bahwa yang 11 roka’at bukanlah sebuah keharusan akan tetapi tetap boleh
kurang dari 11 roka’at bahkan 1 roka’at pun juga boleh.
“Telah diriwayatkan bahwasannya Shalat Witirnya Rasulullah SAW sampai 13, atau 11, 9, 7, 5, 3 dan 1 roka’at.”
Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwasannya Shalat Witirnya Rasulullah
SAW di luar bulan Ramadhan saja hingaa sampai 11 roka’at seperti yang
dikatakan oleh kebanyakan Ulama atau sampai 13 roka’at seperti yang
dikatakan oleh sebagian kecil ulama. Dan pemahama ini diambil dari
hadits-hadits Nabi yang sangat jelas dan shohih seperti yang kami
sebutkan dalam pembahasan bilangan sholat witirnya Rasulullah SAW.
Di
luar ramadhan saja witir Nabi Muhammad SAW sampai 11 roka’at, bagaimana
di bulan Romadhon di bulan ibadah Nabi Muhammad SAW mengurangi sholat
witir hingga 3 rokaat?
Sungguh ini sangat bertentangan dengan himbauan Rasulullah untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan.
Sungguh ini sangat bertentangan dengan himbauan Rasulullah untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan.
Ada dua hal yang harus dicermati :
Pertama ; Bahwa 11 rokaat adalah sholat witir di dalam
bulan Romadhon dan di luar bulan Romadhon. Ungkapan di luar Romadhon
ini sangat jelas maknanya bahwa Siti Aisyah r.a. bukan berbicara tentang
tarawih, karena di luar Romadhon tidak ada tarawih.
Kedua ; Setelah Siti Aisyah melihat sholat Rasulullah
SAW 11 roka’at, kemudian Siti Aisyah bertanya : “Apakah engkau tidur
sebelum melakukan sholat witir Ya Rasulullah?”. Siti Aisyah adalah orang
cerdas tidak mungkin beliau bertanya sesuatu yang tidak ada hubungannya
dengan apa yang dilihatnya. Artinya jelas-jelas saat itu Siti Aisyah
bertanya tentang sholat yang bilangannya 11 yang dilakukan oleh Nabi SAW
setelah tidur. Dan 11 roka’at itu disebut oleh Siti Aisyah dalam
pertanyaanya dengan “witir”.
3. Riwayat dari Sayyidah Aisyah berbeda-beda dalam permasalahan ini,
dalam satu riwayat beliau mengatakan : “Rasulullah SAW tidak pernah
menambah di bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan melebihi 11
roka’at”, seperti tersebut diatas.
Akan tetapi dalam riwayat lain dari Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim Sayyidah Aisyah ra berkata :
كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ اللَّيْلِ عَشَرَ رَكَعَاتٍ وَيُوْتِرُ بِسَجْدَةٍ.
“Rasulullah SAW melakukan Shalat pada malam hari dengan 10 roka’at dan dengan 1 roka’at”.
Apakah
dengan hadits ini lalu kita katakan Shalat Tarawehnya Rasulullah
berubah menjadi 10 roka’at dan witirnya 1 roka’at? Hadits ini tidak
menjelaskan Shalat Taraweh dan Witir akan tetapi tentang Shalat Witir
dengan cara 10+1 = 11 roka’at.
Dalam riwayat yang lainnya Sayyidah Aisyah ra berkata :
أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ اللَّيْلِ ثَلاَثَ عَشْرَةٍ رَكْعَةً ثُمَّ يُصَلِّيْ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيْتَيْنِ فَكَانَتْ خَمْسَ عَشْرَةٍ رَكْعَةً
“Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah melakukan Shalat malam 13 roka’at, kemudian Rasulullah SAW Shalat 2 roka’at yang ringan ketika mendengar Adzan Shubuh, maka Shalat malam Rasulullah SAW menjadi 15 roka’at” (HR. Imam Muslim).
أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ اللَّيْلِ ثَلاَثَ عَشْرَةٍ رَكْعَةً ثُمَّ يُصَلِّيْ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيْتَيْنِ فَكَانَتْ خَمْسَ عَشْرَةٍ رَكْعَةً
“Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah melakukan Shalat malam 13 roka’at, kemudian Rasulullah SAW Shalat 2 roka’at yang ringan ketika mendengar Adzan Shubuh, maka Shalat malam Rasulullah SAW menjadi 15 roka’at” (HR. Imam Muslim).
Hadits ini sangat sesuai dengan riwayat yang mengatakan bahwa Shalat Witirnya Rasulullah SAW adalah sampai 13 roka’at.
Imam As-Shon’ani berkata di dalam kitab Subulus Salam :
" إِعْلَمْ أَنَّهُ قَدِ اخْتَلَفَتْ الرِّوَايَاتُ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهَا فِيْ كَيْفِيَّةِ صَلاَتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي اللَّيْلِ وَعَدَدِهَا فَقَدْ رُوِيَ عَنْهَا سَبْعٌ
وَتِسْعٌ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سِوَى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ "
“Ketahuilah bahwsannya riwayat-riwayat dari Sayyidah Aisyah r.a banyak
yang berbeda berkenaan dengan cara Shalat malam dan bilangan roka’atnya
Rasulullah SAW, dan telah diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra bahwa
bilangan roka’at Shalat malamnya Rasulullah SAW adalah 7, 9 dan 11
roka’at selain 2 roka’at Shalat Sunnah Fajar (Qobliyah Shubuh)”.
Ini adalah bilangan roka’at Shalat Witir yang tidak hanya 11 roka’at,
inilah hal yang menguatkan bahwasannya riwayat 11 roka’at dari Sayyidah
Aisyah itu adalah Shalat Witirnya Rasulullah SAW bukan Shalat Taraweh.
Maka dari itu Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani menghadirkan riwayat
dari Sayyidah Aisyah tersebut dalam kitab Bulugh Al-Maram diletakkan
pada Bab Shalat Witir sebab riwayat tersebut berhubungan dengan Shalat
Witir.
4. Jika kita perhatikan bahwa riwayat-riwayat yang berhubungan dengan
Shalat Taraweh dan Witir sangat banyak dan berbeda-beda. Dan yang lebih
bisa untuk menjelaskan adalah apa yang dilakukan para Sahabat Nabi SAW
berkenaan dengan masalah tersebut. Dan kita telah menemukan riwayat yang
benar tentang bilangan Shalat Taraweh yang 20 roka’at dari para sahabat
Nabi SAW dan juga riwayat Shalat Witir mulai dari 1 roka’at sampai 11
roka’at. Maka bisa disimpulkan dengan pasti bahwa riwayat dari Sayyidah
Aisyah r.a itu adalah tentang Shalat Witirnya Rasulullah SAW.
5. Rasulullah SAW pernah melakukan Shalat Witir atau mengajari Shalat
Witir dengan 1, 3, 5, 7, 9, dan 11 roka’at bahkan sampai 13 roka’at itu
semua untuk menunjukkan bahwa Shalat Witir adalah sholat yang amat
penting, jangan sampai ditinggalkan walaupun hanya 1 roka’at dan tidak
harus 11 roka’at, namun yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW baik
di Ramadhan atau di luar Ramadhan adalah 11 roka’at. Nah, bagaimana
Rasulullah yang Shalat Witirnya di luar Ramadhan saja mengambil yang
banyak (11 roka’at) akan tetapi justru di saat bulan Ramadhan Rasulullah
SAW sendiri malah mengurangi Witir tersebut menjadi 3 roka’at. Sungguh
ini bertentangan dengan himbauan beliau sendiri agar kita memperbanyak
ibadah termasuk Shalat di malam Ramadhan.
Wallahui a’lam bisshowab
Sumber : TIM Dakwah Al-Bahjah
Harap diperbanyak dan disebarkan, sebab Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya”. (HR. Imam Muslim). Selamat Berdakwah !!!
!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar