Ada satu kisah yang menganggumkan sebelum wafatnya Abu Nuwas, kononnya Abu Nawas sempat menulis untaian syair di secarik kertas, lalu diletakkan di bawah bantal.
Berikut bunyi untaian syairnya :
يا رَبِّ إِن عَظُمَت ذُنوبي كَثرَةً
فَلَقَد عَلِمتُ بِأَنَّ عَفوَكَ أَعظَمُ
"Duhai Tuhan, walau dosaku sangatlah banyak,
saya yakin kemaafan-Mu lebih banyak".
إِن كانَ لا يَرجوكَ إِلّا مُحسِنٌ
فَبِمَن يَلوذُ وَيَستَجيرُ المُجرِمُ
"Jika yang berharap pada-Mu cuma orang baik saja,
maka pada siapa lagi orang jahat bisa berlindung?".
أَدعوكَ رَبِّ كَما أَمَرتَ تَضَرُّعاً
فَإِذا رَدَدتَ يَدي فَمَن ذا يَرحَمُ
"Aku meminta pada-Mu dengan tulus seperti yang diperintahkan. Bila Engkau tolak tanganku, maka siapa lagi yang bisa memberikan rahmat?".
ما لي إِلَيكَ وَسيلَةٌ إِلا الرَجا
وَجَميلُ عَفوِكَ ثُمَّ أَنّي مُسلِمُ
"Cuma rasa harap, kemaafan-Mu yang cantik dan beragama Islam, yang Aku punya untuk menghadap-Mu".
Menurut mimpi rekannya, beliau mendapatkan ampunan Allah سبحانه وتعالى berkat untaian syair yang dibuatnya itu.
Dan jika kisah ini benar, maka tentu itu bukan semata-mata karena menulis syair tersebut, tapi karena untaian syair itu adalah curahan isi hatinya kepada Allah سبحانه وتعالى. Ungkapan jiwa dan keyakinannya saat itu.
Ya Rabb, untaian syair beliau ini juga curhatan isi hati kami, ungkapan jiwa dan keyakinan hamba-Mu yang lemah ini.🤲😢
1 komentar:
Menyentuh sekali
Posting Komentar