Breaking News

Kamis, 17 Juli 2014

DOA KHATAM QUR’AN BID’AH HASANAH-NYA SALAFY DI MAKKAH


imam mekah

Di dalam kitab Al-Bida’ wal Muhdatsaat; kumpulan fatwa-fatwa ulama wahabi seperti Ibnu Baaz, Ibnu Utsaimin, Abdullah Al-Jabrin, Shaleh Al-Fauzan dan anggota tetap komisi fatwa, disebutkan permasalahan tentang do’a khatam Al-quran di dalam sholat sebagai berikut :
Doa khatam Al-Quran di dalam sholat


سوءال: ما قولكم فيما يذهب اليه بعض الناس من ان دعاء ختم القرءانمن البدع المحدثة؟جواب: لا أعلم لدعاء ختم القرءان فى الصلاة أصلا صحيحا يعتمد عليه من ستة الرسول صلى الله عليه وسلمولا من عمل الصحابة رضي الله عنهموغاية ما فى ذلك ما كان انس بن مالك رضي الله عنه يفعله إذا أرادإنهاء القرءان من انه كان يجمع أهله ويدعو لكنه لا يفعل هذا فى صلاته.والصلاة كما هو معلوم لا يشرع فيها أحداث دعاء فى محل لم ترد السنة به لقول النبي صلى الله عليه وسلم ضلوا كما رأيتموني أصلى . وأما اطلاق البدعة على هذه الختمة فى الصلاة فإني لا أحب اطلاق ذلك عليها لأن العلماء – علماء السنة مختلفون فيها – فلا ينبغى ان نعنف هذا التعنيف على ماقال بعض أهل السنة انه من الأمور المستحبة . لكن الأولى للإنسان انيكون حريصا على السنة
Soal : Apa pendapat kalian tentang anggapan sebagian orang bahwa doa khatam Al-Quran adalah termasuk bid’ah ?
Jawab : Saya tidak mengetahui adanya dalil sahih yang dapat dijadikan sandaran untuk melakukan doa khatam al-Quran di dalam sholat, baik dari sunnah Nabi maupun sunnah sahabat. Maksimalnya dalam hal ini adalah perbuatan Anas bin Malik ketika hendak menyelesaikan Al-Quran, bahwa ia mengumpulkan keluarganya dan berdoa, akan tetapi hal itu tidak dilakukannya di dalam sholatnya. Sedangkan sholat sebagaimana maklumnya tidak boleh membuat doa baru di dalamnya yang tidak datang dari Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam, karena ada sabda Nabi “ Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat “. ADAPUN MENGATAKAN BID’AH TERHADAP DOA KHOTMUL QUR’AN DI DALAM SHOLAT, MAKA AKU TIDAK SUKA UNTUK MENGATAKANNYA BID’AH karna ulama sunnah telah berbeda pendapat tentang itu.MAKANYA KAMI TIDAK MENCELA DENGAN KERAS atas pendapat sebagian ahlussunah yang mengatakan bahwa doa khotmul qur’an (dalam sholat) itu termasuk dari PERKARA SUNNAH “, tetapi lebih baik orang itu agar gemar untuk mengikuti sunnah (Al-Bida’ wal muhdatsaat : 554)
Komentar penulis :
PERHATIKAN jawaban atau fatwa Ibnu Utsaimin tersebut, ia mengatakan doa khatam Al-Quran di dalam sholat boleh dilakukan tanpa menyebutkan dalil dari Al-Quran dan sunnah. Padahal ia meyakini bahwa perkara itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan juga para sahabat artinya hal itu merupakan perkara baru, namun ia tidak mau menyebutnya sebagai bid’ah hanya karena ulama sunnah berbeda pendapat tentang hal ini (tentu siapa lagi yang dimaksud ulama sunnah oleh Ibnu Utsaimin ? sudah pasti ulama dari kalangan mereka sendiri).
PERHATIKAN PULA Kenapa Ibnu Utsaimin tidak mau menyebut perkara itu bid’ah padahal ia meyakini itu perkara baru dalam urusan agama dan tak ada dalil sahihnya ?? Apa sebab Ibnu Utsaimin menyebut bid’ah pada persoalan maulid? Padahal kasusnya sama dengan kasus di atas? Dan padahal mayoritas ulama Ahlus sunnah justru menganjurkannya dan juga para ulama hafidz hadits membolehkannya seperti Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Atsqalaani, Al-Hafidz Suyuthi, Al-Hafidz Ibnu Al-Jauzi, Al-Hafidz Asyakhawi, Al-Hafidz Ibnu Nashir Ad-Dimasyqi, Al-Hafidz Abu Syamah dan lainnya ? apakah mereka semua ini bukan ulama Ahlus sunnah ??
Ibnu Baaz dalam kitabnya majmu’ fatawa wa maqaalat mutanawwi’ah pun juga membolehkan membaca doa khatam Al-Quran di dalam sholat tanpa menyebutkan dalil dari Al-Quran dan sunnah satu pun, namun hanya bersandar pada perbuatan para imam dakwah yang telah melakukannya, tentu yang dimaksud para imam dakwah tidak ada lain adalah para ulama kalangan mereka sendiri….(di saring dari ulasan ibnu al-katiby)

Tidak ada komentar:

Designed By