Mengkaji Ulang
Tuduhan Hadis Palsu Kitab Ihya’ (Bag III)
(Ibnu Jauzi telah
menuduh 30-an hadis dalam kitab Ihya’ sebagai hadis palsu. Namun setelah dikaji
ulang berdasarkan penilaian ahli hadis lainnya ternyata banyak mengandung
kesalahan)
فى الجزء الثالث
Hadis XVII
No. 2764 Hal. 80
حَدِيْثُ
نَافِعٍ : عَنِ ابْنِ عُمَرَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ e
يَقُوْلُ " أَيُّمَا امْرِئٍ اشْتَهَى شَهْوَةً فَرَدَّ شَهْوَتَهُ وَآثَرَ
بِهَا عَلَى نَفْسِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ " (مرتين)
** أخرجه أبو الشيخ
ابن حبان في كتاب الثواب بإسناد ضعيف جدا ورواه ابن الجوزي في الموضوعات .
‘Barang
siapa yang memiliki hasrat birahi, kemudian ia menolak syahwatnya tersebut dan
mengalahkan nafsunya, maka Allah akan mengampuninya’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan
oleh Abu Syaikh Ibnu Hibban dalam kitab al-Tsawab dengan sanad yang
sangat lemah. Dan Ibnu al-Jauzi mencantumkannya dalam kitab al-Maudlu’at)
Ibnu
al-Jauzi:
Hadis
ini palsu, diduga pelakunya adalah Amr bin Khalid (al Maudluat III/138)
Jalaluddin
al-Suyuthi:
Hadis
ini palsu, diduga pelakunya adalah Amr bin Khalid al-Wasithi. (al-La’ali
al-Mashnu’ah II/272)
Al-Dzahabi:
Ibnu
Hibban berkata: ‘Amr bin Khalid adalah orang terpercaya yang sudah masyhur
(Mizan al-I’tidal III/258)
Ibnu
‘Asakir:
Daruquthni
berkata bahwa hadis ini adalah Gharib (asing) dari riwayat Habib dari
Nafi’. ‘Amr bin Khalid menjadi perawi tunggal. (Tarikh Dimasyqa XXXI/142)
Hadis XVIII
No. 1407 Hal. 30
حَدِيْثُ
" شَكَوْتُ إِلَى جِبْرِيْلَ ضُعْفِي عَنِ الْوِقَاعِ فَدَلَّنِي عَلَى
اْلَهرِيْسَةِ " مرتين
** أخرجه ابن عدي من
حديث حذيفة ، وابن عباس ، والعقيلي من حديث معاذ وجابر بن سمرة ، وابن حبان في
الضعفاء من حديث حذيفة ، والأزدي في الضعفاء من حديث أبي هريرة بطرق كلها ضعيفة .
قال ابن عدي : موضوع ، وقال العقيلي : باطل
‘Saya
mengadu kepada Jibril tentang lemah syahwat yang saya alami, ia memberi
petunjuk supaya mengkonsumsi Harisah (sejenis adonan yang terbuat dari susu dan
madu).’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi dari riwayat Hudzaifah dan Ibnu
Abbas, oleh al-Uqaili dari Muadz dan Jabir bin Samurah, oleh Ibnu Hibban dalam
kitab al-Dlu’afa’ dari Hudzaifah, oleh al-Azdi dalam kitab al-Dlu’afa’
dari Abu Hurairah, semuanya dengan sanad yang dlaif. Ibnu ‘Adi mengatakan:
Hadis tersebut adalah palsu. Al-Uqaili berkata: Ini Hadis batil)
Al-Fattanni:
Semua
jalur sanadnya adalah dlaif, dan ada yang mengatakan palsu. (Tadzkirah
al-Maudluat I/63)
Al-’Ajluni
dan al-Fattanni:
Hadis-hadis
yang berkaitan dengan makanan Harisah tidak ada yang sahih. Hadis-hadis
tersebut dibuat-buat oleh Muhammad bin Hajjaj al-Lakhmi, penjual makanan
Harisah (supaya jualannya laku). (Kasyf al-Khafa’ I/175 dan Tadzkirah
al-Maudlu’at I/145)
Hadis XIX
No. 3269 Hal. 237
حَدِيْثُ
" السَّخَاءُ شَجَرَةٌ مِنْ شَجَرِ الْجَنَّةِ أَغْصَانُهَا مُتَدَلِّيَةٌ
إِلَى الْأَرْضِ فَمَنْ أَخَذَ بِغُصْنٍ مِنْهَا قَادَهُ ذَلِكَ الْغُصْنُ إِلَى
الْجَنَّةِ "
** أخرجه ابن حبان في
الضعفاء من حديث عائشة وابن عدي والدارقطني في المستجاد من حديث أبي هريرة وسيأتي
بعده وأبو نعيم من حديث جابر وكلاهما ضعيف ورواه ابن الجوزي في الموضوعات من
حديثهم ومن حديث الحسين وأبي سعيد
‘Dermawan
adalah sebuah pohon di surga, yang dahannya terurai ke bumi. Barangsiapa yang
berpegang pada salah satu
dahannya tersebut, ia akan menuntunnya ke surga’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan Ibnu
Hibban dalam kitab al-Dlu’afa’ dari Aisyah, oleh Ibnu ‘Adi dan Daruqutni
dalam kitab al-Mustajad dari riwayat Abu Hurairah, oleh Abu Nuaim dari
riwayat Jabir, kedua sanadnya dlaif. Ibnu al-Jauzi mencantumkannya dalam kitab
al-Maudlu’at dari semua jalur)
Ibnu
al-Jauzi:
Hadis
ini dari semua jalurnya tidak benar. Pertama, dari jalur Husain,
terdapat perawi Said bin Maslamah, yang menurut Yahya bin Ma’in: Dia tidak ada
apa-apanya. Kedua, jalur Abu Hurairah, perawinya adala Abd al-Aziz bin
Imran, menurut Yahya bin Ma’in: Dia tidak dipercaya. Menurut Nasa’i: Dia matruk
hadisnya. Menurut al-Bukhari: Hadisnya tidak ditulis. Begitu juga perawi
Ibrahim bin Ismail, menurut Yahya bin Ma’in: Dia tidak ada apa-apanya. Ada juga Dawud bin
Husain, menurut Ibnu Hibban: Riwayat hadisnya harus dijauhi. Daruquthni
berkata: Hadis A’raj adalah palsu. Yahya bin Ma’in berkata: Amr bin Jami’ tidak
dipercaya, Ma’mun adalah pendusta yang buruk, dan Said bin Muhammad tidak ada
apa-apanya. Ketiga, dari jalur Abu Said, diantara perawinya adalah
Muhammad bin Maslamah, yang dinilai sangat lemah oleh Lalikani dan Khallal. Keempat,
jalur Jabir, diantara perawinya adalah ‘Ashim bin Abdillah yang dinilai dlaif
oleh apa para ulama, juga ada Abd al-Aziz bin khaldun, dinilai oleh Yahya bin
Ma’in: Dia tidak ada apa-apanya, sangat pendusta, mengaku-ngaku meriwayatkan
hadis yang sama sekali tidak diwahyukan oleh Allah. Kelima, dari jalu
Aisyah, perawinya adalah Ismail bin Ubbad, menurut Daruquthni: Dia matruk.
(al-Maudlu’at II/182)
Jalaluddin
al-Suyuthi:
Hadis
ini juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi (Syu’ab al-Iman No: 10449, ia
menilainya dlaif) dan al-Khatib. Teks riwayat al-Khatib adalah:
عَنْ جَابِرٍ عَنِ النَّبِيِّ e
إِنَّ السَّخَاءَ شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ أَغْصَانُهَا فِي الدُّنْيَا فَمَنْ
أَخَذَ بِغُصْنٍ مِنْهَا جَرَّهُ إِلَى الْجَنَّةِ
وَإِنَّ
الْبُخْلَ شَجَرَةٌ فِي النَّارِ أَغْصَانُهَا فِي الدُّنْيَا فَمَنْ أَخَذَ
بِغُصْنٍ مِنْهَا جَرَّهُ إِلَى النَّارِ
‘Dermawan
adalah sebuah pohon di surga, yang dahannya terurai ke bumi. Barangsiapa yang
berpegang pada salah satu
dahannya tersebut, ia akan menariknya ke surga. Dan kikir (pelit) adalah sebuah
pohon di neraka, yang dahannya terurai ke bumi. Barangsiapa yang berpegang pada
salah satu dahannya
tersebut, ia akan menariknya ke neraka.’ ’Ashim dinilai dlaif, dan gurunya
sangat pendusta (al-La’ali al-Mashnu’ah II/79)
Ali
al-Kannani:
Penilaian
hadis palsu ini dikaji ulang. Sebab hadis ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari
Hasan dan Abu Hurairah, ia menilainya dlaif. Sedangkan perawi Said
bin Maslamah status hadisnya bernilai hasan apabila didukung riwayat lain.
Dawud bin Hushain dinilai terpercaya oleh mayoritas ulama, dan ahli hadis yang
enam (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Kecacatannya karena ia berbuat bid’ah. Dengan demikian, jalur tunggal ini saja
sudah baik (jayyid), apalagi didukung riwayat lain, seperti Ibnu ‘Asakir
dari Anas, al-Baihaqi, al-Khatib dalam kitab al-Bukhala’ dan Ibnu
‘Asakir dari riwayat Abdullah bin Jarad (Tarikh Dimasyqa XXXXX/289).
Menurut al-Baihaqi sanadnya dlaif. (Tanzih al-Syariah II/137)
Hadis XX
No. 3271 Hal. 244
حَدِيْثُ
عَائِشَةَ " مَا جَبَلَ اللهُ وَلِيًّا لَهُ إِلَّا عَلَى السَّخَاءِ
وَحُسْنِ الْخُلُقِ "
** أخرجه الدارقطني في
المستجاد دون قوله " وحسن الخلق " بسند ضعيف ومن طريقه ابن الجوزي في
الموضوعات وذكره بهذه الزيادة ابن عدي من رواية بقية عن يوسف بن أبي السفر عن
الأوزاعي عن الزهري عن عروة عن عائشة ، ويوسف ضعيف جدا .
‘Allah
tidak pernah memberi watak kepada kekasih-Nya kecuali dengan dermawan dan moral
yang baik’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Daruqutni dalam kitab al-Mustajad
tanpa redaksi ‘moral yang baik’ dengan sanad yang lemah, oleh Ibnu al-Jauzi
dala kitab al-Maudlu’at, juga oleh Ibnu ‘Adi dari riwayat Baqiyah dari Yusuf
bin Abi Safar dari Auza’i dari Zuhri dari ‘Urwah dari Aisyah. Yusuf adalah
perawi yang sangat lemah)
Ibnu
al-Jauzi:
Ini
adalah hadis yang tidak benar. Abu Zur’ah dan Nasa’i berkata: Yusuf adalah
matruk. Ibnu Hibban berkata: Tidak boleh berdalil dengan Yusuf. (al-Maudlu’at
II/179)
Jalaluddin
al-Suyuthi:
Daruquthni
berkata bahwa yusuf berdusta, hadisnya tidak kuat (al-La’ali al-Mashnu’ah
II/77)
Al-’Ajluni:
Hadis
ini juga diriwayatkan oleh al-Dailami dari Aisyah secara marfu’ dengan
sanad yang lemah. Hadis ini diperkuat oleh riwayat lain, diantaranya:
وَمِنْ
شَوَاهِدِهِ مَا رَفَعَهُ أَنَسٌ قَالَ e
أَنَّ بُدَلَاءَ أُمَّتِي لَمْ يَدْخُلُوْا اْلجَنَّةَ بِصَوْمٍ وَلَا صَلَاةٍ
وَلَكِنْ بِرَحْمَةِ اللهِ وَسَخَاءِ الْأَنْفُسِ وَالرَّحْمَةِ لِلْمُسْلِمِيْنَ
‘Sesungguhnya
para wali Abdal dari umatku tidak masuk ke surga karena salat puasa dan
salat, tetapi karena rahmat dari Allah, jiwa yang dermawan dan kasih sayang
kepada umat Islam.’ (Kasyf al-Khafa’ II/185)
Hadis XXI
No. 3277 Hal. 244
حَدِيْثُ
ابْنِ عَبَّاسٍ " تَجَافُوْا عَنْ ذَنْبِ السَّخِيّ فَإِنَّ اللهَ آخِذٌ
بِيَدِهِ كُلَّمَا عَثَرَ "
** أخرجه الطبراني في
الأوسط والخرائطي في مكارم الأخلاق . وقال الخرائطي " أَقِيْلُوْا السَّخِيَّ
زُلَّتَهُ " وفيه ليث بن أبي سليم مختلف فيه ورواه الطبراني فيه وأبو نعيم من
حديث ابن مسعود نحوه بإسناد ضعيف ورواه ابن الجوزي في الموضوعات من طريق الدارقطني
.
‘Bersikaplah
pemaaf atas kesalahan orang yang dermawan. Sebab Allah akan memegang tangannya
setiap ia terlepas’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitab Mu’jam
al-Ausath (No: 5871), oleh al-Kharaithi dalam kitab Makarim al-Akhlaq
dengan teks yang berbeda. Di dalam sanadnya terdapat Laits bin Abi Salim yang
masih diperselisihkan, juga diriwayatkan oleh Thabrani dan Abu Nuaim dari
riwayat Ibnu Mas’ud, dengan sanad yang lemah. Dan Ibnu al-Jauzi mencantumkannya
dalam kitab al-Maudlu’at dari jalur Daruqutni)
Ibnu
al-Jauzi:
Dalam
riwayat ini, Abd al-Rahim bin Hammad menjadi perawi tunggal. Al-Uqaili berkata:
Abd al-Rahim bercerita kepada A’masy dengan sesuatu yang bukan hadisnya.
(al-Maudlu’at II/185)
Jalaluddin
al-Suyuthi:
Hadis
ini dengan jalur sanad yang sama juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab
al-Iman (No: 10444 - 10445). Ia berkata bahwa sanadnya dhaif. Tuduhan bahwa
Abd al-Rahim bin Hammad al-Tsaqafi menjadi perawi tunggal juga tidak benar,
karena Thabrani dalam kitab Mu’jam al-Ausath (No: 5871), Ibnu ‘Asakir,
Abu Nuaim dalam kitab al-Hilyah (IV/108) dan al-Khatib dalam kitab al-Tarikh
juga meriwayatkan hadis tersebut dari jalur riwayat yang lain. (al-La’ali
al-Mashnu’ah II/80)
Ali
al-Kannani:
Dalam
kitab Lisan al-Mizan (Ibnu Hajar) disebutkan bahwa Ibnu Hibban memasukan
Abd al-Rahman ke dalam kategori orang-orang terpercaya (Tanzih al-Syariah
II/138)
Catatan
Penulis:
Diriwayatkan
juga oleh al-Qudla’i dalam kitab al-Musnad (No: 677) dan Musnad Syihab
(No: 726). Hadis ini secara kandungan makna memiliki banyak riwayat dengan teks
hadis yang berbeda-beda, perawinya sebagian ada yang sahih dan ada yang dlaif.
(al-Haitsami, Majma’ al-Zawaid III/120)
Hadis XXII
No. 3265 Hal. 236
حَدِيْثُ
" أَبَى اللهُ أَنْ يَرْزُقَ عَبْدَهُ الْمُؤْمِنَ إِلَّا مِنْ حَيْثُ لَا
يَحْتَسِبُ "
** أخرجه ابن حبان في
الضعفاء من حديث على بإسناد واه ، ورواه ابن الجوزي في الموضوعات .
‘Allah
enggan untuk memberi rezeki kepada hamba-Nya yang mukmin kecuali dari arah yang
tak terduga’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab al-Dlu’afa’
dari hadis Ali dengan sanad yang sangat lemah, dan disebutkan oleh Ibnu
al-Jauzi dalam kitab al-Maudlu’at)
Ibnu
al-Jauzi:
Abu
Hatim dan Ibnu Hibban: Hadis ini palsu. Dalam riwayat ini terdapat Ahmad bin
Dawud, dia yang memalsukan hadis. Menurut Daruqutni: Dia matruk dan
sangat pendusta (al-Maudlu’at II/153)
Jalaluddin
al-Suyuthi:
al-Hafidz
Ibnu Hajar mengomentari hadis ini dalam kitab Lisan al-Mizan bahwa hadis
ini diriwayatkan oleh Ibnu Abd al-Barr dalam kitab al-Tamhid. Riwayat
ini juga didukung oleh al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman (No: 1197)
dan menilai sanadnya dlaif, juga oleh al-Hakim dalam kitab al-Tarikh-nya.
(al-La’ali al-Mashnu’ah II/59)
Al-Fattanni:
Hadis ini juga dinilai palsu oleh
al-Shaghani (sebagaimana Ibnu al-Jauzi). Dijelaskan dalam kitab al-La’ali
(al-Suyuthi) bahwa hadis panjang ini memiliki banyak riwayat yang
mengeluarkannya dari kategori hadis palsu. Dalam kitab al-Maqashid (al-Sakhawi)
disebutkan bahwa sanadnya sangat lemah, maknanya sesuai dengan QS. Al-Talaq: 3.
(Tadzkirah al-Maudlu’at I/190)
Catatan
Penulis:
Diriwayatkan
pula oleh al-Qudla’i dalam al-Musnad (No: 554), Musnad Syihab (No: 585) dan
al-Dailami dalam Musnad-nya (I/80). Begitu pula diriwayatkan oleh al-‘Askari
dengan sanad yang sembrono (al-Munawi, Faidl al-Qadir I/71)
Hadis XXIII
No. 3286 Hal. 240
حَدِيْثُ
عَائِشَةَ " الْجَنَّةُ دَارُ الْأَسْخِيَاءِ "
** أخرجه ابن عدي
والدارقطني في المستجاد والخرائطي قال الدارقطني لا يصح ومن طريقه رواه ابن الجوزي
في الموضوعات . وقال الذهبي حديث منكر ما آفته سوى جحدر قلت رواه الدارقطني فيه من
طريق آخر وفيه محمد بن الوليد الموقري وهو ضعيف جدا .
‘Surga
adalah rumah orang-orang yang dermawan’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi
dan Daruqutni dalam kitab al-Mustajad dan al-Kharaithi (Makarim
al-Akhlaq No: 561). Daruqutni berkata: Hadis ini tidak sah. Dari jalur ini Ibnu
al-Jauzi mencantumkannya dalam kitab al-Maudlu’at. Al-Dzahabi berkata: Hadis
ini munkar, tidak lain bersumber dari Jahdar. Al-Iraqi: Daruqutni juga
meriwayatkannya dengan jalur sanad yang lain, terdapat seorang perawi Muhammad
bin Walid al-Muqiri yang sangat lemah)
Ibnu
al-Jauzi:
Ibnu
‘Adi berkata: Jahdar mencuri hadis, dia meriwayatkan hadis-hadis munkar dan
menambah-nambah sanad. Daruquthni berkata: Hadis ini tidak benar. (al-Maudlu’at
II/185)
Jalaluddin al-Suyuthi:
Hadis ini diriwayatkan oleh Daruquthni
dalam kitab Mustajad, al-Kharaithi dalam kitab Makarim al-Akhlaq (No:
561) dan
Thabrani dalam kitab Mu’jam al-Ausath. Jahdar bernama Ahmad bin Abd
al-Rahman bin Haris, dia diperkuat dalam riwayat lain. Al-Khatib dalam kitab al-Bukhala’
meriwayatkan hadis yang sama dari Anas, tetapi dalam sanad ini terdapat perawi
bernama Ibrahim bin Bakr al-Syaibani yang dinilai matruk (al-La’ali
al-Mashnu’ah II/81)
Ali
al-Kannani:
Riwayat
Jahdar diperkuat oleh Baqiyyah, ia lebih baik perilakunya. (Tanzih al-Syariah
II/138)
Al-’Ajluni:
Hadis
ini diriwayatkan oleh Daruquthni dari jalur riwayat lain yang dlaif, tetapi
memiliki hadis-hadis pendukung. Juga diriwayatkan oleh Abu Syaikh (Ibnu
Hibban), al-Khatib dalam kitab al-Bukhala’, dan al-Dailami dari Anas
dengan redaksi:
اْلجَنَّةُ دَارُ الْأَسْخِيَاءِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَخِيْلٌ وَلَا عَاقٌّ وَالِدَيْهِ وَلَا مَنَّانٌ بِمَا
أَعْطَى.
‘Surga
rumah bagi orang dermawan. Demi Tuhan yang menguasai saya, tidak akan masuk
surga orang yang kikir, yang durhaka pada kedua orang tuanya, dan orang yang
selalu mengungkit-ungkit pemberiannya’ (Kasyf al-Khafa’ I/337)
Catatan
Penulis:
Diriwayatkan
juga oleh al-Qudla’i dalam al-Musnad (No: 111), Musnad Syihab (No: 117) dan
al-Dailami dalam Musnad al-Firdaus (2608)
Hadis XXIV
No. 3365 Hal. 268
حَدِيْثُ
" إِنَّ اللهَ يَقُوْلُ لِلْمَلَائِكَةِ إِنَّ هَذَا لَمْ يُرِدْنِي
بِعَمَلِهِ فَاجْعَلُوْهُ فِي سِجِّيْنٍ "
** أخرجه ابن المبارك
في الزهد ومن طريقه ابن أبي الدنيا في الإخلاص وأبو الشيخ في كتاب العظمة من رواية
حمزة بن حبيب مرسلا ورواه ابن الجوزي في الموضوعات .
‘Sesungguhnya
Allah berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya orang ini tidak beramal
untuk-Ku, maka letakkan ia di neraka Sijjin’ (Al-Iraqi: Diriwayatkan oleh Ibnu
Mubarak dalam kitab al-Zuhd, oleh Ibnu Abi al-Dunya dalam kitab
al-Ikhlash, juga oleh Abu Syaikh [Ibnu Hibban] dalam kitab al-‘Adzamah
dari riwayat Hamzah bin Habib secara Mursal. Dan Ibnu al-Jauzi mencantumkannya
dalam kitab al-Maudlu’at)
Ishamuddin
al-Shabithi:
Hadis
ini dlaif (Jami’ al-ahadits al-Qudsiyah I/2)
Sumber